Anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar), Inocentius Peni menyebut kenaikan tiket ke Taman Nasional Komodo berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo pada bulan Agustus 2022 yang sangat signifikan.
Sebaliknya, teknis pembagian hasil kunjungan wisatawan ke TNK melalui aplikasi INISA antara Pemprov NTT dan Pemda Mabar belum jelas.
Informasi itu didapat Inocentius dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat, Kamis, 4 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Disparekrafbud Mabar saat RDP berlangsung, kata Inocentius, pada bulan Juli lalu 2022, jumlah kunjungan wisata ke Labuan Bajo sudah di atas angka 25.000. Namun, pada Agustus 2022, jumlah kunjungan belum memenuhi target.
Hal itu tak lain karena adanya kebijakan kenaikan tarif baru yang berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.
“Bayangkan, tadi kita dapat data dari dinas (Disparekrafbud), pada bulan Juli kemarin itu angka kunjungan wisata kita itu sudah 25.000. Kemudian gara-gara masalah ini (tiket mahal), kunjungan per tanggal 1 Agustus itu baru lima puluhan orang,” kata Inocentius Peni di Labuan Bajo, usai RPD dengan Disparekrafbud Mabar, Kamis.
Inocentius menjelaskan, apabila 25.000 wisatawan dibagi dengan 30 hari, itu artinya dalam kondisi normal kunjungan ke Labuan Bajo rata-rata 830-an perhari. Namun, melihat data kunjungan pada Agustus ini, ia menilai dampak kenaikan tiket justru mengurangi animo wisatawan.
“Maka kalau 830-an berkurang menjadi 54. Betapa hancurnya pendapatan daerah ini. Kalau hancur pendaparan daerah, maka dampak pariwisata kepada masyarakat Manggarai Barat akan habis, pariwisata tidak akan pernah hadir untuk masyarakat Manggarai Barat, karena pembangunan kita salah satu sumbernya dari PAD,” paparnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya