Jakarta – Generasi Z (Gen Z) dinilai sebagai generasi yang labil dalam mengatur keuangan, khususnya dalam menghadapi godaan pinjaman online (pinjol). Imbasnya, Gen Z sangat rentan terjerat utang pinjol.
Pemerhati Ekonomi UNS Solo Bhimo Rizky Samudro menjelaskan, kemudahan akses pinjol membuat Gen Z tergiur untuk mendapatkan uang secara instan tanpa memikirkan risiko di baliknya.
“Akses (pinjol) mudah, jadi mereka mikir yang penting dapat dulu (uangnya), untuk resikonya belakangan. Untuk mereka yang masih labil, mereka untuk dana sebagian dari orang tua, belum memiliki penghasilan tetap,” ujar Bhimo, Selasa (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat kondisi ini, Bhimo mendorong pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengambil langkah serius dalam melindungi masa depan Gen Z dari jeratan utang pinjol. Salah satu caranya adalah dengan memperketat aturan dan regulasi pinjol yang ada di Indonesia.
“Ke depannya apabila tidak diatur, artinya kita mengatur generasi agak susah, kita mengatur dengan bagaimana dari sisi aturan-aturan. Atau regulasi pinjolnya itu sendiri, setelah pinjol ini diatur kemudian bisa atur mereka,” kata Bhimo.
Bhimo juga menyoroti bunga pinjol yang tergolong tinggi dan memberatkan Gen Z sebagai peminjam. Ia mendorong pemerintah untuk menekan dan mengatur bunga pinjaman pinjol agar tidak jauh berbeda dengan bunga pinjaman bank umum.
“Kalau pinjaman (bunga) syukur 7 persen pinjaman bank umum, kenapa nggak kita atur juga untuk pinjol. Ataupun dari sistem alat (teknologi) itu sendiri, dari akses kemudahannya, kita tau Gen Z itu eksploratif, mencari cara,” ujar Bhimo.
Pemerintah dan stakeholder terkait perlu bekerja sama untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan bagi Gen Z agar mereka lebih bijak dalam menggunakan pinjol dan terhindar dari jeratan utang.
Penulis : Alex K
Editor : DM