Impor Tinggi, Bapannas Sebut Indonesia Masih Terbelenggu Darurat Kemandirian Pangan

Selasa, 12 Maret 2024 - 19:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketergantungan tinggi pada impor bahan pokok membuat fundamental ekonomi Indonesia rentan terhadap gejolak global. Foto ilustrasi

Ketergantungan tinggi pada impor bahan pokok membuat fundamental ekonomi Indonesia rentan terhadap gejolak global. Foto ilustrasi

Jakarta – Deputi Tiga Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto mengayatakan Indonesia masih terbelenggu dalam situasi darurat kemandirian pangan. 

Diketahui, enam dari sembilan bahan pokok, termasuk daging (35%), gula (28%), garam (14%), dan susu (13%), masih dipenuhi melalui impor.

“Kemandirian pangan itu bermasalah. Hampir semua komoditas strategis nasional itu dipenuhi dan disupport dari impor,” kata Susanto dalam perbincangan bersama PRO3 RRI pada hari Selasa (12/3).

Di sisi lain, kata dia, kendala utamanya mencakup produksi dalam negeri yang tertinggal dan lahan baku yang berkurang. Menurutnya, harga pangan impor yang lebih murah menciptakan persaingan ketat dengan produk lokal.

Baca Juga:  Harga Daging Sapi Meroket Jelang Idul Fitri, Tembus Rp160 Ribu per Kg

“Memang produksi dalam negeri kita sekarang ini kurang. Kemudian, jumlah penduduk kita itu meningkat terus, bahan baku kita itu turun terus,” ujarnya.

Meski demikian, menurutnya, strategi peningkatan kemandirian pangan diarahkan pada diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan sumber daya lokal.

“Selain itu, diperlukan perubahan pola konsumsi untuk meningkatkan preferensi masyarakat terhadap pangan lokal,” ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Alex K

Editor : DM

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Diragukan Lawan, Prabowo Yakin APBN Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis
Presiden Jokowi Turun Tangan Benahi Bea Cukai yang Sarat Masalah, Ini Respon Kemenkeu
UU Cipta Kerja Disahkan Jokowi, Karyawan Pensiun dan PHK Dapat Pesangon dan Uang Penghargaan
8 Provinsi Belum Bentuk Komite Daerah Ekonomi Syariah, Termasuk Papua, Bali dan NTT
Pengunggah Tuding Bea Cukai Pungut Pajak Peti Mati Akhirnya Minta Maaf, Ngaku Belum Paham Aturan
Dirut Bank NTT Pantas Dicopot, Tahun 2023 Lalu Laba Bersihnya Turun Drastis!
Terganjal Aturan & Bahan Baku, Alasan Sepatu Bata Tutup Pabrik di Purwakarta
Rugi Ratusan Miliar Rupiah, Pabrik Sepatu Legendaris di Indonesia Resmi Tutup
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Mei 2024 - 09:34 WIB

Bangun Desa Wisata Tangguh dan Berkelanjutan, BPOLBF Selenggarakan Webinar Desa Wisata

Kamis, 16 Mei 2024 - 09:20 WIB

Taman dan Natas Parapuar: Ruang Kreasi Baru di Labuan Bajo Flores

Rabu, 15 Mei 2024 - 12:52 WIB

Tak Ada Lokasi, Heru Budi akan Bangun Pulau Sampah di Jakarta

Selasa, 14 Mei 2024 - 21:44 WIB

Kini Jadi Penjabat, Bey Machmudin Malah Tegaskan Tak Maju di Pilgub Jabar

Selasa, 14 Mei 2024 - 14:59 WIB

Pemkab Mabar Serahkan SK 369 PPPK Angkatan 2023 pada Kamis 16 Mei 2024

Selasa, 14 Mei 2024 - 10:16 WIB

BPJS Ketenagakerjaan dan Rumah BUMN PLN Ende Beri Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Pelaku UMKM

Senin, 13 Mei 2024 - 13:35 WIB

Respons Mario Pranda soal Dirinya Jadi Bakal Calon Bayangan di Pilkada Mabar 2024

Senin, 13 Mei 2024 - 10:55 WIB

Gempa Bumi 5,8 M Guncang Bolaang Mongondow Sulut, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami Tapi Waspada Gempa Susulan

Berita Terbaru

Menko Marves Luhut Pandjaitan dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Foto: Antara

Nasional

Luhut Sarankan Prabowo Beli Kapal Riset Canggih

Kamis, 16 Mei 2024 - 14:42 WIB

Kevin Sanjaya Sukamuljo

Sport

Kevin Sanjaya Mundur dari Pelatnas, PBSI Beri Penjelasan

Kamis, 16 Mei 2024 - 14:32 WIB