Selain Ciputra dan Agung Padomoro Land, terdapat nama lainnya dari kalangan politisi papan atas di Indonesia. Mereka ini memiliki lahan bisnis di Kalimantan Timur, di antaranya adalah polisiti Gerindra Hasjim Djojohadikusumo, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Abu Rizal Bakrie, Sandiaga Uno. Kecuali Hasjim dan Sandiaga, Luhut dan Bakrie merupakan orang yang berada dalam lingkaran kekuasaan Presiden Jokowi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan advokasi tambang, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), PT ITCI Kartika Utama, perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo
memiliki lahan mencapai 173.395 hektare yang membentang di Penajam Paser Utara, Kutai Kertanegata, dan Kutai Barat.
Luhut Binsar Pandjaitan sendiri menguasai lahan pertambangan dan perkebunan sawit di Kecamatan Muara Jawa Kukar, Kabupaten Kutai Kartanegara. Akhir Februari 2019, dia sempat mengaku memiliki lahan negara seluas 6 ribu hektare di Kalimantan Timur, untuk kegiatan pertambangan batu bara. Lahan tersebut sudah mendapatkan izin konsesi dan sampai saat ini masih diproduksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Grup Bakrie juga tercatat memiliki lahan di Kalimantan. PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu anak usaha Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) disebut-sebut sebagai bisnis tambang batu bara terbesar PT Kaltim Prima Coal (KPC).
KPC merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kutai Timur seluas 84.938 hektare. Pada 2003, BUMI memang menguasai seluruh kepemilikan KPC. Kini BUMI hanya memiliki 51 persen, sisanya Tata Power (India) 30 persen dan China Investment Coorperation 19 persen.
Selanjutnya adalah mantan rival Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2019, Sandiaga Uno. Jejak bisnis Sandiaga di Kalimantan Timur muncul di Adaro Energy. Ia tercatat sebagai salah satu pemilik PT Saratoga Investama yang memegang 15 persen saham Adaro.
Pada 2009, lima pemegang saham Adaro yakni keluarga Rachmat, keluarga Thohir, keluarga Subianto, Edwin Soeryadjaya, dan Sandiaga Uno menyatukan kepemilikan saham mereka dalam naungan PT Adaro Strategic Investment.
Hingga akhir 2018, kepemilikan saham ASI di Adaro Energy sebesar 43,91 persen, sementara dewan komisaris dan direksi yang juga mewakili pemegang saham ASI juga memiliki 12 persen saham Adaro Energy.
Halaman : 1 2