Presiden Joko Widodo dikabarkan kembali berkunjung ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (21/7). Sejak menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2014, Kepala Negara yang sering disapa Jokowi ini sudah berkali-kali berkunjung ke Labuan Bajo.
Kedatangannya selama ini selalu disambut antusias oleh masyarakat. Pembangunan infrastruktur di kota Labuan Bajo telah membuat roda pereknomian di ujung barat Pulau Flores ini berputar makin cepat.
Hanya saja, ekses dari berbagai proyek strategis yang dibangun pemerintah di Labuan Bajo juga menyisahkan berbagai kontroversi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah, misalnya, menetapkan lahan seluas 400 hektar di kawasan hutan Bowosie sebagai kawasan bisnis wisata yang akan dikelola oleh Badan Pelakasana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan perusahaan-perusahaan swasta. Padahal, kawasan hutan tersebut merupakan sumber air untuk kota Labuan Bajo sekaligus menjadi penjagga kota wisata itu dari ancaman bencana alam terutama banjir.
Proyek lainnya yang juga kontroversial adalah proyek listrik panas bumi (PLTP) Sano Nggoang. Pemerintah begitu ngotot PLTP yang didanai oleh Bank Dunia itu dibangun untuk menjamin pasokan listrik di Labuan Bajo. Apalagi, selain investasi hotel dan restoran yang terus berkembang di kota Labuan Bajo, pemerintah juga akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Golo Mori.
Pemerintah juga berencana membangun data senter di Labuan Bajo. Semuanya ini tentu membutuhkan pasokan listrik yang handal, salah satunya dari PLTP Sano Nggonga itu. Tetapi, masyarakat sekitar lokasi menolak karena titik bor yang berada di dekat pemukiman sehingga ada kekhawatiran soal kebocoran gas beracun yang membahayakan kehidupan mereka.
Masyarakat tentu tidak mau kejadian kebocoran gas seperti yang terjadi di PLTP Sorik, Sumatera Utara dan PLTP Dieng di Jawa Tengah, terjadi juga di tempat mereka.
Pembangunan jalan nasional dari Labuan Bajo menuju KEK Golo Mori sepanjang 23 kilometer juga dilakukan dengan tanpa adanya ganti rugi kepada para pemilik lahan dan rumah yang dilalui jalan tersebut.
Doni Parera, aktivis yang melakukan pendamping ke warga korban penggusuran melalui Facebooknya, Rabu (20/7) mengapresiasi Presiden Jokowi yang kembali berkunjung ke Labuan Bajo.
“Perhatian yang luar biasa untuk pembangunan di Indonesia Timur. Kabarnya akan meresmikan dua proyek besar yang sudah rampung dikerjakan. Namun, ada satu proyek strategis nasional yang malah lahirkan banyak persoalan di akar rumput,” ujar Doni.
Tajukflores.com sudah meminta izin Doni untuk mengutup pernyataannya itu. Ia mengatakan warga di beberapa kampung yang dilalui proyek jalan nasional ke Golo Mori itu menderita.
Halaman : 1 2 Selanjutnya