Martinus Geban (Ali Mustafa): Pembohong Berkedok Ustadz

Minggu, 2 Januari 2022 - 11:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saya sudah pernah menulis tentang Bangun Samudra, Yahya Wahloni dan para mualaf lainnya yang dengan leluasa menjual kebohongan mereka sebagai mantan pastor (imam Katolik), suster, mantan pendeta, anak kardinal hanya demi diterima dan diakui sebagai ustadz.

Dan pada hari ini ketika sedang asyik membuka Youtube untuk mendengar berita-berita di Indonesia, saya menemukan beberapa chanel yang menampilkan ceramah seseorang yang katanya “ustadz” dari Nusa Tenggara Timur (NTT), saudara Martin Geban yang disapa Ustadz Ali Mustafa.

Saya kembali menuliskan kebohongan berkedok ustadz agar para saudara-saudari umat Muslim lebih selektif dalam mendengarkan ceramah seorang mualaf. Agar nilai-nilai keIslaman yang rahmatan lil’alamin tidak dinodai dan dinista oleh mereka yang mualaf hanya untuk sebuah pengakuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demikian juga dengan kembali menuliskan seperti ini, saya mengajak teman-teman yang beragama Islam agar ketika mendengarkan ceramah seorang mualaf yang kemudian diakui sebagai “ustadz” selalu menjelekan agama lain: Katolik maupun Protestan tidak serta merta menerimanya begitu saja melainkan mencari kebenaran pada umat ataupun pihak berkompeten pada agama yang dijelekan dan difitnah.

Si Martin Geban hampir sama dengan Bangun Samudra. Mereka berdua ibarat seperguruan beda jurusan dalam kebohongan.

Ketika Bangun Samudra mengatakan lulusan S3 Kitab Suci Vatikan, demikian dengan Martin Geban yang mengatakan sebagai calon S3 Islamologi di Vatikan yang dipromosikan oleh para pastor untuk merusak Islam (channel Youtube Ajo Khadafi; Ceramah Ustadz Ali Mustafa/Martinus Geban; Peringatan peristiwa Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Taqwa (Surau Dagang) Sungai Geringging, 15 Nov 2020).

Baca Juga:  Tampil Berbikini, Intip Pose Seksi Anya Geraldine Saat Liburan di Labuan Bajo, Hot Banget!

Dalam Youtube yang mempertontonkan kebohongan Martinus Geban berkedok ceramah, Martinus Geban mengaku bahwa ia mengenyam pendidikan seminari sejak SD-SMA.

Kebohongan Martinus Geban mulai nampak ketika ia menyamakan seminari sebagai madrasah. Bahkan mengatakan seminari sebagai sekolah aktivis gereja. Dari segi kurikulum pendidikan dan tujuan dari pendidikan saja sudah berbeda. Seminari adalah pendidikan yang mempersiapkan calon imam dan bukan aktivis gereja.

Bahkan dengan gamblang Martin Geban mendramakan kebohongannya dihadapan para pendengarnya dengan mengatakan bahwa peraturan di seminari sangat ketat. Jika terlambat harus membayar denda Rp100.000 per hari. Seminari menerapkan kedisiplinan ya, tapi tidak ada denda demikian. Memangnya seminari ini kantor pajak.

Yang lebih parah lagi ketika Martin Geban mengatakan bahwa yang menjadi ketua magister teologi setelah menjalani pendidikan S-1 sebagai frater adalah ayahnya sendiri.

Martin Geban kembali secara terbuka mempertontonkan kebohongannya karena fakultas teologi termasuk sekolah tinggi filsafat dan teologi yang mendidik para calon imam ketua maupun rektornya tidak pernah seorang awam melainkan seorang imam (pater/pastor). Bahkan dalam Gereja Katolik tidak pernah ada yang namanya divisi misionaris seperti pengakuan bohong seorang Martin Geban.

Baca Juga:  Benarkah Wanita Lebih Gemuk Setelah Menikah?

Ia mengatakan bahwa setelah menyelesaikan magister teologi, ia dikirim ke Jakarta untuk menduduki jabatan sebagai kepala divisi misionaris di Katedral Jakarta pada tanggal 11 Juni 2007 selama tiga tahun.

Kemudian dipromosikan untuk mewakili Indonesia melanjutkan pendidikan S-3 Islamologi di Vatikan sehingga dengan memahami Islamologi, ia bisa menjadi penyusup dan dapat menggeser (merusak) aqidah Islam.

Pengakuan ini adalah sebuah kebohongan dan provokasi yang sedang dipertunjukan oleh Martin Geban.

Sebagai seorang imam asli Katolik, saya mau menjelaskan kembali hal-hal penting agar teman-teman Muslim sadar bahwa yang dikatakan oleh Martin Geban dalam ceramahnya terkait hal ini adalah sebuah kebohongan dan fitnah:

Pertama, perlu diketahui bahwa dalam Gereja Katolik tidak ada divisi misionaris. Perutusan sebagai misionaris pada para imam adalah wewenang keuskupan masing-masing bagi imam keuskupan (diosesan) dan wewenang propinsial masing-masing bagi imam tarekat (religius). Dan juga tergantung pada permintaan bapak Uskup selaku pempimpin gereja lokal (keuskupan) dan kontrak dengan keuskupan lain atau tarekat tertentu.

Kedua, dalam Gereja Katolik, tidak ada istilah promosi studi lanjut. Para imam yang diutus oleh keuskupannya atau tarekatnya adalah sesuai kebutuhan keuskupan dan tarekat. Jika dikirim dari fakultas teologi juga berdasarkan kebutuhan lembaga pendidikan, dengan persetujuan lembaga pendidikan dengan keuskupan (imam diosesan) maupun tarekat (imam religius).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Profil Grace Natalie: 2 Kali Gagal jadi DPR hingga Ditunjuk Jokowi sebagai Staf Khusus Presiden
Sosok Farhan Rizky Rhomadon, Mahasiswa Unpam yang Bela Mahasiswa Katolik Berdoa Rosario di Tangsel
Pakai Kaos Bermerek dan Jam Tangan Ratusan Juta, Penampilan Wakil Rektor Unsoed Jadi Sorotan
Tetap Berkarya Jadi Musisi dan Pemimpin Freeport Indonesia, Apa Kunci Sukses Tony Wenas?
Mari Berkenalan dengan Cucu Soeharto yang Ganteng dan Setia Ini, Bisnisnya Menggurita
Sosok Orang Kaya Jepang yang Ramai Diperbincangkan karena Dukung Palestina
Bangun Masjid dari Bekas Gereja, Simak Kisah Sukses Hanny Kristianto
Pemilik Tol dan Punya Harta Triliunan, Jusuf Hamka Malah Beli Peci di Pasar
Berita ini 45 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Mei 2024 - 17:52 WIB

Teks Doa Resmi Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 116 Tahun 2024 dari Kominfo dan Link Download PDF

Kamis, 16 Mei 2024 - 17:27 WIB

Doa Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan File PDF

Kamis, 16 Mei 2024 - 12:53 WIB

Identifikasi Stres atau Tantangan Apa yang Seringkali Anda Hadapi di Lingkungan Sekolah PPG dan PDF

Rabu, 15 Mei 2024 - 18:01 WIB

Download SPTJM PPDB Madrasah DKI Jakarta 2024 Doc PDF dan Word Serta Format Surat Pernyataan Pertanggung jawaban Mutlak

Rabu, 15 Mei 2024 - 12:56 WIB

Apa 3 Tantangan Paling Sulit yang Akan Anda Hadapi Dalam Melakukan Perubahan, PDF 10 Tantangan PMM

Rabu, 15 Mei 2024 - 12:26 WIB

Link Download Dokumen SPTJM PPDB Madrasah DKI Jakarta 2024 DOC dan PDF

Rabu, 15 Mei 2024 - 11:45 WIB

KJP Bulan Mei 2024 Cair Tanggal Berapa? Simak Jadwal Pencairan Bantuan di Rekening Bank DKI Siswa

Rabu, 15 Mei 2024 - 09:52 WIB

Terjawab! Coba Anda Diskusikan Kelebihan dan Kekurangan Shopee Dalam Komunikasi di Era Digital

Berita Terbaru

Akta Pendirian adalah dokumen resmi yang secara hukum mendirikan dan mengatur suatu entitas bisnis.

Entrepreneurship

Memahami Pentingnya Akta Pendirian dalam Pembentukan Bisnis

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:23 WIB

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat

Politik

PDIP Siapkan 8 Nama untuk Pilgub DKI, Ada Ahok dan Djarot

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:13 WIB

Presiden Jokowi menghapus BPJS Kesehatan kelas 1, 2 dan 3 dan menggantikannya dengan Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS. Foto ilustrasi

Nasional

Apa Itu KRIS Pengganti BPJS Kesehatan?

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:01 WIB