Ombudsman Perwakilan Provinsi NTT menyebut para petani di NTT mengeluhkan kelangkaan pupuk yang menghambat produksi pertanian sejak akhir 2021 hingga memasuki awal 2022.
“Baru-baru ini kami kembali menerima keluhan petani dari Kabupaten Lembata dan Rote Ndao yang pada intinya mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi,” kata Kepala Ombudsman NT, Darius Beda Datonketika dihubungi di Kupang, Jumat, (14/1).
Darius mengatakan, sebelumnya berbagai informasi dan pemberitaan juga muncul mengenai keluhan para petani yang mengalami kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi antara lain yang terjadi di Kabupaten Kupang, Manggarai, Sumba Barat Daya, dan Sabu Raijua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Darius menyebutkan, substansi keluhan petani yaitu terkait persediaan pupuk yang kosong di tingkat pengecer dan distributor.
Jika pun ada stok di gudang, kata dia, harus melalui prosedur pemesanan terlebih dahulu, sehingga pupuk terkadang terlambat datang saat umur padi tidak lagi memerlukan pupuk tersebut.
Ia mengatakan, sementara pupuk nonsubsidi selalu tersedia setiap saat asalkan petani punya uang. Akibatnya, petani dihadapkan pada pilihan sulit yang memaksa mereka membeli pupuk dengan harga nonsubsidi agar tidak gagal panen.
Halaman : 1 2 Selanjutnya