“Hati-hati menjaga mulutnya. Karena apa? karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang nggak perlu,” tutur dia.
Menurut Gus Jazil, pernyataan Gus Yaqut soal tidak memilih bakal capres yang punya rekam jejak melakukan politisasi agama saat pemilu, layaknya pernyataan buzzer dan provokator. Dia pun mendorong Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi Gus Yaqut dari posisi Menteri Agama.
“Kalau posisinya sebagai menteri, ya presiden lah yang mengevaluasi. Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Jadi dan publik tentu juga akan memberikan penilaian juga, menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi dan bingung dan menggiring opini yang nggak perlu,” pungkas Gus Jazil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, dalam acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Solo pada Jumat (29/9), Gus Yaqut mengingatkan agar masyarakat tidak hanya memilih pemimpin yang pandai bicara, namun juga melihat rekam jejaknya.
Dia pun meminta agar tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat meraih kekuasaan, seperti pada Pilgub DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014.
Halaman : 1 2