Calon Bupati Manggarai Deno Kamelus membeberkan sejumlah kebohongan yang disampaikan penantangannya, pasangan Herybertus Nabit-Heribertus Ngabut (Paket Heri-Heri).
Sejumlah kebohongan itu terkait rencana pembangunan rumah sakit pratama di Kecamatan Reok dan Kecamatan Satar Mese, dana bantuan Rp1 juta ke petani, dan menaikan gaji guru komite 100 persen.
Hal itu diungkap calon petahana ini dalam kampanye tatap muka dengan warga Iteng, Kecamatan Satar Mese beberapa hari lalu, sebagaimana diungah akun YouTube Media Deno Madur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalnya, Deno menekankan pentingnya membangun Manggarai dengan konsep dan perencanaan yang matang. Contohnya, kata Deno, saat menjadi wakil bupati bersama Christ Rotok, konsep mereka ialah mewujudkan Manggarai Terang.
Keduanya menyadari sumber listrik Wae Palo kala itu tidak bisa menyuplai aliran listrik ke kampung-kampung. Mereka pun melanjutkan pembangunan listrik PLTP Ulumbu, Kecamatan Satar Mese yang sempat terhenti pada 1998 karena krisis moneter dengan cara mencari pinjaman dari Selandia Baru (New Zealand).
Kebetulan, kata Deno, sebagai salah satu akademisi yang ikut terlibat dalam studi kelayakan izin eksplorasi Ulumbu, dirinya sangat memahami potensi listrik dari PLTP Ulumbu kala itu. Apalagi, Pemda Manggarai sudah mengeluarkan ratusan miliar untuk investasi di perusahaan negara tersebut.
“Nah, saya waktu itu dengan Pak Christ berpikir, tidak bisa kalau Manggarai terang, ini (Ulumbu) harus diurus. Jadi itu konsep namanya. Harus ada sumbernya (sumber tenaga listrik),” kata Deno di depan warga.
Deno mengatakan saat berkampanye, dia selalu memaparkan program-program untuk membangun Manggarai ke depan agar diketahui warga. Kendati demikian, usai debat Pilkada Manggarai pada 14 November lalu, dia mengaku berubah pikiran lantaran menurutnya banyak program Paket Heri-Heri yang tidak sesuai kenyataan dan menjurus kepada pembohongan publik.
“Tapi sejak debat tanggal 14 ende- ema, ase-kae (bapak-ibu, saudara-saudari), saya punya otak ini sudah mulai berpikir yang lain lagi. Di samping saya omong program, saya juga harus omong (bahwa) ada banyak yang tidak benar yang disampaikan orang-orang ini, membohongi rakyat,” jelasnya.
Dugaan kebongan Paket Heri-Heri yang pertama, kata Deno ialah terkait rencana membangun rumah sakit pratama di Kecamatan Reok dan Kecamatan Satar Mese– yang juga didebatkan dalam sesi debat Pilkada Manggarai 2020 pada 14 November lalu.
Menurut dia, konsep pembangunan rumah sakit pratama yang diwacanakan Paket Heri-Heri tidak memenuhi kriteria atau persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Syarat yang pertama ialah daerah tersebut masuk dalam kategori daerah tertinggal.
“Manggarai bukan tertinggal lagi. Sejak Juli 2019, Manggarai keluar dari status daerah tertinggal berdasarkan SK Menteri Desa (Mendes PDTT). Tidak memenuhi syarat! Saya tidak tahu, mereka tahu atau tidak ini barang ini,” ujarnya terkait syarat pertama.
Syarat yang kedua ialah daerah tersebut ada di perbatasan. Sementara, menurut Deno, Kecatamatan Reok dan Satar Mese bukan termasuk daerah perbatasan. Kemudian, rumah sakit pratama dapat didirikan apabila–syarat yang ketiga– akses ke rumah sakit umum sulit karena ada rawa-rawa atau sejenisnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya