Roni, suami Teli, mengaku bahwa beberapa tahun sebelumnya, para warga di kampungnya sempat menanam sendiri buah-buahan itu. Salah satunya ialah jeruk. Roni juga mengaku kampung mereka sebelumnya memang dikenal sebagai penghasil jeruk yang paling baik di Manggarai dan bahkan untuk Pulau Flores.
Akan tetapi, demikian Roni, beberapa tahun belakangan, mereka tidak lagi memanen jeruk. Pohon-pohon jeruk yang mereka miliki sudah banyak yang mati.
“Ada jenis penyakit yang kami juga tidak tahu apa namanya yang menyerang pohon jeruk itu, sehingga tidak berbuah baik dan bahkan mati,” terang Roni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena itu, kami lebih memilih beli dari Bajawa. Apalagi kualitas buah-buahan dari sana sangat bagus Pak,” lanjut dia.
Selain di Pasar Sotor, penelusuran Tajukflores.com di seputaran kota Ruteng, buah-buahan yang dijual ibukota Kabupaten Manggarai ini juga kebanyakan didatangkan dari luar daerah seperti Bajawa, Aimere, Jawa, Bima, dan Makasar.
Emi (63), salah seorang pedagang buah-buahan di Pasar Inpres Ruteng mengaku, tingginya impor buah-buahan dari luar Manggarai terjadi seiring dengan permintaan buah yang juga cukup tingggi. Tetapi, pada saat yang sama, produksi buah di Manggarai sendiri rendah.
Selain itu, menurut Emi, kualitas buah-buahan yang didatangkan dari luar daerah, secara khusus dari Bajawa dan Aimere juga jauh lebih bagus.
“Contohnya advokat. Kalau advokat yang ada di Manggarai ini, itu di dalamnya banyak air. Karena itu, jadi kurang enak. Sedangkan yang dari Bajawa, itu isinya kental dan enak rasanya. Jadi, kalau kami jual yang dari Bajawa, itu cepat laku,” ungkap Emi.
Memang tidak semua buah yang dijual pedagang di Pasar Inpres Ruteng berasal dari luar daerah. Masih ada beberapa buah yang dihasilkan oleh petani dari Manggarai sendiri. Misalnya semangka. Buah semangka ini didatangkan dari wilayah Satarmese Barat, di selatan Manggarai.
“Tetapi, tetap masih banyak yang dari luar. Kalau buah-buah seperti apel dan jeruk, itu rata-rata dibawa dari Jawa atau Bima dan Makassar,” terang seorang pedagang lainnya bernama Epri (19).
Ironi Daerah yang Subur
Manggarai selama ini dikenal sebagai daerah yang subur. Tetapi memang kesuburan alam tak cukup untuk mencapai swasembada, termasuk swasembada buah. Butuh kerja keras, manajemen yang baik dan tentu saja juga dukungan dari pemerintah daerah.
Tingginya permintaan akan buah-buahan merupakan peluang bagi para petani dan pertanian di Manggarai.
Ebert Ganggut, anggota DPRD Kabupaten Manggarai menegaskan, fakta ini mesti menjadi daya dorong bagi para petani di Manggarai untuk menggiatkan kembali pertaniannya seperti dengan mulai menanam buah-buahan agar tidak lagi impor dari luar daerah.
“Permintaan pasar terkait kebutuhan buah-buahan di Manggarai cukup tinggi, ini dapat dilihat dari banyaknya orang berdagang buah saat ini. Fenomena ini sebenarnya harus direspon oleh para petani kita. Setahu saya buah-buahan yang masuk ke manggarai itu biasanya didatangkan dari luar. Pada umumnya dari NTB, Bali dan juga Pulau Jawa,” kata Ebert Ganggut kepada Tajukflores.com, Rabu, 26 Oktober 2022.
Untuk itu, Ebert menyarankan agar para petani di Manggarai mesti berani meninggalkan cara-cara bertani yang konvensional dan harus beralih ke teknik bertani yang lebih modern.
“Para petani butuh edukasi secara terus menerus agar pola pertanian di Manggarai bisa bergeser ke pola pertanian modern,” ujar politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Perhatian Pemerintah
Cara bertani yang masih konvensional ditambah potensi lahan dan iklim memang masih menjadi salah satu tantangan bagi para petani di Manggarai untuk berproduksi, termasuk untuk menanam buah-buahan.
Karena itu, menurut Ebert, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai sudah seharusnya membantu para petani dengan kebijakan-kebijakan yang strategis. Para petani harus didorong dalam bentuk bantuan benih, sarana dan prasarana pertanian, dan juga pupuk.
“Sarana dan prasarana pertanian, bibit yang berkualitas serta ketersediaan pupuk menjadi penting buat petani dalam meningkatkan produktifitas. Masih banyak lahan tidur yang tidak terurus, harapannya pemerintah bisa hadir untuk melihat ini,” ungkap dia.
Tajukflores.com sudah menghubungi Bupati Manggarai Heribertus Nabit dan Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, Micha Octavianus Dima untuk dimintai tanggapan. Namun keduanya belum merespon. Micha sendiri mengaku masih berada di luar daerah.
Penulis : Yohanes Hambur
Editor : Peter D
Sumber Berita : Indepth Tajukflores.com
Halaman : 1 2