Sebelumnya, ibunda Brigadir Yosua atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak, mengibaratkan Putri Candrawathi bagai istri Potifar, kepala pengawal Firaun, Raja Mesir dalam kisah kenabian di Kitab Perjanjian Lama (PL). Pangkalnya, tudingan pelecehan seksual yang dilakukan anaknya dianggap tidak benar dan fitnah kejam.
Rosti Simanjuntak pun meminta Putri mengembalikan nama baik anaknya. Dirinya berharap, keadilan dan nama Yosua pulih kembali meski hanya terpampang di batu nisan menjelang Natal pada Desember mendatang.
“Jangan bagaikan [istri] Potifar atau api yang kejam kepada kami. Ibu [Putri] muncul ke dunia ini bagaikan [istri] Potifar, jadi anakku, Yosua, tolong pulihkan namanya, pulihkan keluarga kami dari fitnahan kebohongan-kebohongan Ibu,” ujar Rosti dalam persidangan pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11), mengutip Alinea.id.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Potifar adalah kepala pengawal Firaun, sang Raja Mesir dalam kisah Yusuf, menurut Kitab Kejadian Pasal 39 dalam kepercayaan umat Kristiani. Menampilkan anak laki-laki ke-11 dari Yakub dan pertemuannya bersama istri Potifar adalah inti dari epos tersebut.
Istri Potifar mengajak Yusuf berhubungan intim lantaran sang suami terlalu sibuk mengurusi negara. Sayang seribu sayang, Yusuf tidak ingin menuruti hasrat duniawi itu.
Mengelak melepaskan diri dari cengkraman istri Potifar, Yusuf lari dari kamar. Tak habis akal, Istri Potifar membuat skenario pelecehan dan percobaan pemerkosaan yang langsung dilaporkannya kepada sang suami.
Alhasil, Potifar menjebloskan Yusuf ke dalam penjara. Potifar bahkan tidak percaya dengan semua pembelaan dari Yusuf, yang telah dipercayainya untuk tinggal di rumahnya dan mengurusi segala keperluannya.
Halaman : 1 2