Kenali Ciri Bibit Terorisme, Takfiri dan Anti Budaya Kearifan Lokal

Sabtu, 5 Juni 2021 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BNPT telah mengeluarkan statemen bahwa mayoritas teroris di Indonesia berpaham salafi jihadi. Namun, ternyata aparat belum bisa menindak bila belum melakukan tindakan terorisme.

Salah satu masalah besar masyarakat Indonesia adalah dalam memahami agama, kita tidak mampu untuk membedakan mana yang ajaran agama dan mana yang budaya, mana yang sejarah, mana yang ijtihad dan mana yang pendapat ulama.

Bahkan masih banyak di antara kita yang mengira bahwa semua yang dilakukan oleh Nabi dan sahabat adalah ajaran agama. Padahal tidak, ada unsur budaya suatu negara yang bila di terapkan di negara lain kurang tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Misalnya, Nabi itu makanan utamanya adalah kurma dan sehari-hari mengenakan cadar, gamis, kalau pergi ke mana-mana ya jalan kaki atau naik onta. Tapi makan kurma, pakai cadar, gamis, naik onta, bukanlah ajaran agama. Bukan itu yang mau diajarkan oleh Nabi tapi karena itu memang budaya Arab saat itu, apalagi kalau sampai meniru minum air kencing onta.

Baca Juga:  Isu Metamorfosa Unipa Maumere Jadi Unipa Indonesia Bisa Berujung Tindak Pidana Korupsi

Untuk menghalau kelompok radikalisme atas nama agama perlu pendekatan sosial budaya berbasis masyarakat sipil harus bergandeng dengan pendekatan hukum represif oleh negara.

Perlu regulasi yang mengatur setiap organisasi sosial maupun politik agar menggunakan asas Pancasila dalan AD/ART-nya. Termasuk penindakan tegas kepada kelompok tertentu yang berafiliasi dengan terorisme.

Dialog tetap penting untuk mengembangkan toleransi, mengakui fakta kemajemukan tafsir atas agama, dan menghargai perbedaan pendapat.

Institusi pendidikan juga berperan penting mencegah penyebaran radikalisme karena kelompok radikal juga mendirikan sekolah bahkan sampai usia dini untuk memberikan asupan doktrin pada generasi mereka selanjutnya.

Diharapkan juga agar pemerintah memasukkan wawasan kebangsaan dalam kurikulum pendidikan agama termasuk dalam perekrutan pegawai ASN.

Materi wawasan kebangsaan ini penting untuk meletakkan dasar pemahaman bahwa masyarakat bukan hanya wajib menjadi warga yang baik dan saleh, tetapi juga menjadi warga negara yang baik dan taat kepada pemimpin, tulus mengakui kebhinekaan dan menghargai perbedaan.

Baca Juga:  Makna Pidana Penjara terkait PKPU Nomor 1 Tahun 2020

NKRI berdasarkan Pancasila adalah kesepakatan bersama agar setiap orang bisa menjadi warga negara yang baik sekaligus penganut agama yang taat kepada Tuhan.

Masyarakat harus kritis bila ada oknum tokoh agama dalam menyampaikan ceramah, baik secara langsung maupun lewat media sosial. Bila sudah mengkafirkan orang lain dan anti terhadap budaya kearifan lokal maka jangan ikuti. Karena itu adalah pintu gerbang menjadi radikal dan terorisme.

Agama membuat ahlak pemeluknya menjadi baik terhadap sesama manusia. Jadi kalau ada orang mengajak bergama tapi menjadi pemarah, sering menghujat dan caci maki terhadap sesama dan terhadap negara, berarti dia telah belajar agama dengan guru yang salah. Jangan ikuti karena itu sesat dan menyesatkan!

 

Oleh: Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 47 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 2 Mei 2024 - 21:48 WIB

PDIP Dikabarkan Usung Ahok untuk Pilgub, Tapi Bukan di Jakarta

Kamis, 2 Mei 2024 - 11:49 WIB

Optimistis Gugatan Dikabulkan PTUN, PDIP Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran 

Kamis, 2 Mei 2024 - 09:17 WIB

Pilkada Sumba Timur 2024, David Melo Wadu dan Umbu Ndata Jawa Kori Daftar di PDIP dan Gerindra

Selasa, 30 April 2024 - 23:39 WIB

Maju di Pilkada Mabar 2024, Marsel Jeramun Sebut Bangun Daerah hanya 1 Partai Upaya Hambat Kemajuan

Selasa, 30 April 2024 - 21:38 WIB

DPW Nasdem NTT Terima Pendaftaran Cabup dan Cagub Pilkada 2024 tanpa Biaya Administrasi

Selasa, 30 April 2024 - 13:54 WIB

Takut Khofifah, Cak Imin Rahasiakan Calon PKB untuk Pilgub Jatim

Selasa, 30 April 2024 - 13:34 WIB

Daripada Bicara Jadi Gubernur, Ahmad Sahroni Disuruh Netizen Jadi Penjilat Istana

Senin, 29 April 2024 - 15:20 WIB

Thomas Dohu Ditunjuk sebagai Sekretaris Partai Nasdem Manggarai

Berita Terbaru