“Saya ajar mahasiswa untuk bersikap kritis, dan bukan ikut-ikutan seperti burung beo. Sayang, mahasiswa diperalat, kampus jadi ternoda, kebenaran dibelenggu dan otak mahasiswa dikuasai pragmatisme murahan,” katanya.
Mahasiswa, kata dia, menjual nama baik almamater dengan demo murahan, demo yang ilogik, serta demo yang disharmoni. Tentang mahasiswa yang bakar-bakar, dia mendukung aparat kepolisian untuk mengusut secara tuntas dan membawa mereka ke pengadilan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.
Dia melihat, ada kelompok lain yang bermain silat dengan menebar api kebencian, sehingga mahasiswa menjual nama baik almamater dengan demo murahan, demo yang ilogik, serta demo yang disharmoni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Nampaknya ada target dari demo yang tidak jelas, dan kurang prospektif. Saya mohon dan berdoa agar pihak-pihak yang suka main api, jangan korbankan masa depan mahasiswa,” pungkas Pater Gregor Neonbasu SVD.
Halaman : 1 2