Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons PDI Perjuangan yang menolak untuk membangun kerja sama politik dengan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut di Pilpres 2024. Menurut Herzaky, pihaknya menghargai setiap keputusan yang diambil partai politik.
Herzaky mengatakan, sebagaimana disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam berbagai kesempatan, Partai Demokrat sangat menghargai kemandirian, independensi, mekanisme internal dan pilihan dari setiap partai dalam menentukan, ingin berkoalisi atau bekerja sama dengan partai mana untuk Pilpres 2024.
“Kami juga sangat menghargai, setiap parpol punya prioritas dan platform berbeda ketika memegang pemerintahan,” kata Herzaky dalam keterangannya, Senin (27/6).
Herzaky mengatakan, rakyat pernah merasakan pemerintahan era Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) yang sedang memimpin saat ini. Saat era Demokrat yang memimpin pada 2004-2014, partainya mempunyai prioritas yang jelas.
“Kami bela rakyat kecil, perjuangkan hak-hak dan aspirasi rakyat. Rakyat tidak perlu antri minyak goreng. Harga sembako juga terjangkau dan stabil, tidak naik drastis seperti situasi yang rakyat hadapi enam bulan ini,” ujar Herzaky.
Dia mengklaim, kemiskinan era Presiden RI keenam SBY turun drastis, penduduk miskin berkurang hampir sembilan juta. Saat itu, Pemerintahan SBY diwarisi 36 jutaan penduduk miskin dari Presiden Megawati, setelah 10 tahun memimpin, SBY mewariskan tinggal 27 jutaan penduduk miskin ke pemerintahan Jokowi.
“Ada pengurangan sangat signifikan. Sedangkan 5 tahun era Jokowi memimpin, angkanya berkisar 24-26 juta. Hampir tidak ada pengurangan dari era SBY. Bahkan, setelah pandemi, di periode kedua, malah sempat naik lagi ke 28 juta dan sekarang 26 juta,” ungkap Herzaky.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Halaman : 1 2 Selanjutnya