Beberapa hari lalu sebanyak 77 siswa kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ( NTT), dihukum memakan kotoran manusia oleh dua orang pendampingnya pada Rabu, (19/2).
Menanggapi kejadian tersebut, pimpinan Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Romo Deodatus Du`u meluruskan duduk perkara kasus 77 siswa yang diberitakan dipaksa memakan feses manusia oleh kakak kelas.
“Terminologi `makan` yang dipakai oleh beberapa media saat memberitakan peristiwa ini agaknya kurang tepat. Sebab yang sebenarnya terjadi adalah seorang kakak kelas menyentuhkan sendok yang ada feses pada bibir atau lidah siswa kelas VII,” jelas Deodatus dalam keterangan tertulis pada Kamis, (27/2) melansir Medcom.id.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan, aksi itu bukan dilakukan oleh pembina atau pendamping. Melainkan dilakukan dua siswa kelas XII yang bertugas menjaga kebersihan area asrama siswa kelas VII.
Dikatakan Deodatus, insiden itu bermula ketika salah seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiri di kantong plastik yang disembunyikan dalam lemari kosong di kamar tidur. Feses tersebut ditemukan oleh kakak kelas XII yang tengah bertugas menjaga kebersihan area asrama siswa kelas VII.
Namun, lanjutnya, ketika ditanya siapa yang membuang, tidak ada yang mengaku. Kedua kakak kelas tersebut pun naik pitam, dan salah seorang kakak kelas mengambil kotoran dengan sendok makan dan menyentuhkannya ke bibir dan lidah siswa kelas VII.
Halaman : 1 2 Selanjutnya