Menurut Kuncoro, di negara-negara lain para pejabat diplomatikan ditempatkan di beberapa Provinsi merupakan hal yang biasa.
“Untuk Indonesia, sudah kami lakukan di Papua, Jogyakarta, lalu Bengkulu dengan tujuan menjadi penasihat diplomatik. Jadi Dia (para diplomat) bisa kasih masukan terkait kerja sama maupun perjanjian Internasional,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Manggarai mengatakan, kehadiran rombongan ini, mudah-mudahan bisa membawa berkat bagi kabupaten Manggarai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kain, selendang, topi yang Bapak ibu pakai ini, itu juga sudah ada tanda-tanda berkat dan juga pasti ada berkat-berkat lain ke depan,’’ ujar Bupati Kamelus, disambut tawa rombongan yang hadir.
Bupati Deno menjelaskan terkait geografis wilayah Manggarai yang 70% wilayahnya mencapai kemiringan 40 derajat ke atas dan sebagian besar masyarakat sebagai petani.
Dari angkatan kerja 131.000, yang bertani kurang lebih 60 hingga 70 %. Kontribusi yang paling besar dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertanian, sub sektor tanaman perkebunan ‘’Ada kopi, kemiri, cengkeh fanili dan lainnya,’’ ungkapnya.
Di hadapan rombongan, Deno juga menjelaskan mengenai kopi khas Manggarai Arabika yang telah memperoleh Sertifikat lintas Geografis dari Kementerian Hukum dan HAM.
“Bahkan ketika mengikuti festival kopi di beberapa daerah dan negara Eropa, kopi Manggarai mendapat bobot nilai yang bagus,’’ katanya.
Deno menjelaskan, meskipun jenis kopi Arabika namanya sama, namun nilai rasa sangat tergantung cuaca, ketinggian, iklim itu yang membuat kopi itu khas.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya