Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengkritik keras pelaksanaan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, hilirisasi yang dijalankan Jokowi lebih banyak merugikan negara dan merusak lingkungan hidup.
Karena itu, politikus PKS ini berharap di Pilpres 2024 akan terpilih figur pasangan yang berani mengoreksi dan mengevaluasi program hilirisasi SDA yang berjalan selama ini. Tujuannya agar pengelolaan SDA dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
“Program hilirisasi yang dijalankan Jokowi tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi negara dan masyarakat. Justru sebaliknya, program ini justru merugikan negara dan merusak lingkungan hidup,” ujar Mulyanto dalam keterangannya, Rabu, 27 Desember 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mulyanto menyoroti beberapa hal yang menurutnya menjadi kelemahan program hilirisasi SDA Jokowi. Pertama, program ini hanya menghasilkan produk setengah jadi dengan nilai tambah rendah. Misalnya, produk nikel yang dihasilkan hanya berupa NPI (nickel pig iron) dan Feronikel dengan kandungan nikel kurang dari 10 persen.
“Produk setengah jadi ini memiliki nilai tambah yang rendah sehingga tidak memberikan keuntungan yang signifikan bagi negara,” kata Mulyanto.
Kedua, program ini memberikan banyak keuntungan bagi investor, tetapi tidak memberikan keuntungan yang sepadan bagi negara. Misalnya, pemerintah memberikan harga bijih ore yang murah, tax holiday, kemudahan mendatangkan peralatan dan mesin, TKA, sumber energi yang kotor, bebas bea ekspor, dll.
“Sedangkan keuntungan yang diperoleh investor sebagian besar masuk ke negara asal investor, bukan menjadi penerimaan negara,” ujar Mulyanto.
Ketiga, program ini tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup. Beberapa kasus kecelakaan kerja di industri smelter menunjukkan bahwa aspek keselamatan kerja belum sepenuhnya diperhatikan. Selain itu, industri smelter juga menimbulkan polusi udara dan air.
“Kasus ledakan smelter PT. ITTS di Kawasan IMIP yang sampai hari ini mencapai 18 orang korban tewas adalah kasus terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter nasional,” kata Mulyanto.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Mulyanto meminta Presiden Jokowi dan pemerintah ke depan mengkaji ulang program hilirisasi SDA. Ia berharap program ini dapat diubah menjadi industrialisasi SDA dengan nilai tambah dan multiflier effect yang tinggi.
“Hilirisasi yang hanya menghasilkan produk setengah jadi dengan nilai tambah rendah tidak akan memberikan manfaat yang signifikan bagi negara dan masyarakat. Yang dibutuhkan adalah industrialisasi SDA dengan nilai tambah dan multiflier effect yang tinggi,” kata Mulyanto.
Ia juga meminta pemerintah untuk melakukan audit total terhadap industri smelter untuk menjamin keselamatan pekerja dan lingkungan hidup.
Penulis : Marcel Gual
Editor : Alex K