Surabaya – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur masih tinggi, bahkan setelah libur Lebaran 2024. Hal ini dikarenakan adanya masa libur sekolah yang belum usai.
Pada tanggal 16 April 2024, tercatat 3.464 wisatawan mengunjungi Gunung Bromo.
Dari jumlah tersebut, 37 orang merupakan wisatawan mancanegara dan 3.427 wisatawan nusantara. Angka ini tergolong tinggi dibandingkan hari-hari biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo pascalibur Lebaran 2024 pada periode 10-15 April 2024 tersebut dikarenakan masa libur anak sekolah yang belum usai. Jadi tidak heran masih terjadi animo signifikan,” ujar Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhan, Selasa (17/4).
Pada periode 10-15 April 2024, total kunjungan mencapai 20.386 orang. Puncak kunjungan terjadi pada 13 dan 14 April 2024, dengan 5.504 orang per hari.
Pada masa libur Lebaran 2024, Balai Besar TNBTS menambah kuota kunjungan wisatawan menjadi 5.504 orang per hari. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung.
Sepanjang tahun 2023, tercatat 368.507 wisatawan mengunjungi Gunung Bromo. Terdiri dari 355.297 wisatawan nusantara dan 13.210 wisatawan mancanegara.
Kunjungan ini menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp14,70 miliar.
Apa Daya Tarik Wisata ke Gunung Bromo?
Gunung Bromo, sebuah gunung berapi aktif yang menjulang di Jawa Timur, telah lama memikat hati para pelancong dari seluruh penjuru dunia. Keindahan alamnya yang luar biasa, budaya yang unik, dan keramahan penduduk setempat menjadikannya destinasi wisata yang tak terlupakan.
Berikut beberapa daya tarik utama Gunung Bromo yang tak boleh Anda lewatkan:
1. Lanskap Vulkanik yang Dramatis:
Bayangkan hamparan kaldera luas yang dikelilingi pegunungan megah, dengan asap vulkanik yang mengepul dari kawah Gunung Bromo. Pemandangan magis ini akan menyambut Anda di Bromo, menghadirkan pengalaman yang tak terlukiskan.
2. Menikmati Keindahan Matahari Terbit di Penanjakan
Mendaki ke puncak Penanjakan sebelum fajar menyingsing adalah ritual wajib bagi para pengunjung Bromo. Di sanalah Anda akan disuguhkan panorama matahari terbit yang spektakuler, mewarnai langit dengan gradasi warna jingga, kuning, dan ungu yang memukau.
Semburat jingga mentari menerangi kaldera dan gunung-gunung di sekitarnya, menciptakan momen yang tak tergantikan.
3. Menjelajahi Lautan Pasir yang Unik
Permukaan kaldera Bromo diselimuti pasir vulkanik hitam seluas lautan, menghadirkan pemandangan yang unik dan menantang untuk dijelajahi.
Anda dapat menjelajahi Lautan Pasir ini dengan berjalan kaki, menunggang kuda, atau menaiki jeep, merasakan sensasi petualangan di tengah hamparan pasir yang luas.
4. Menyaksikan Keagungan Kawah Bromo
Bagi para penjelajah yang berani, mendaki ke kawah Bromo merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Di sini, Anda akan berdiri di tepi kawah aktif, merasakan panas dan desiran asap belerang yang keluar dari perut bumi.
Pemandangan kawah yang menganga dan asap yang mengepul menghadirkan sensasi kekuatan alam yang luar biasa.
5. Mendalami Budaya Masyarakat Tengger yang Unik
Suku Tengger, masyarakat adat yang tinggal di sekitar Bromo, memiliki budaya dan tradisi yang unik dan menarik untuk ditelusuri. Anda dapat mengunjungi desa-desa mereka, berinteraksi dengan penduduknya, dan mempelajari cara hidup mereka yang masih erat dengan alam dan tradisi leluhur.
6. Menikmati Kehangatan dan Keramahan Penduduk Setempat
Keramahan penduduk lokal Bromo adalah salah satu daya tarik yang tak boleh dilewatkan. Senyum hangat dan sambutan yang tulus dari mereka akan membuat Anda merasa diterima dan dihargai.
Pengalaman ini menambah nilai istimewa pada perjalanan Anda di Bromo.
Gunung Bromo, dengan segala pesonanya, menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan. Perpaduan keindahan alam yang luar biasa, budaya yang unik, dan keramahan penduduk setempat menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi bagi para penjelajah, pecinta alam, dan penikmat budaya.
Penulis : Edeline Wulan
Editor : Edeline Wulan