“Aksi teror sangat berbahaya karena sulit dideteksi. Pelaku merancang dan melakukan sendiri, tanpa bantuan pihak lain sehingga peluang terdeteksi oleh aparat keamanan menjadi kecil. Sangat jarang terjadi rencana aksi teror lone wolf dapat diketahui dan digagalkan oleh aparat keamanan,” kata dia.
Untuk mecegah aksi ini terjadi, kata Stanislaus maka harapan besar terletak pada masing-masing keluarga dan masyarakat. Menurutnya, seseorang yang terpapar paham radikal seharusnya dapat diketahui oleh orang terdekat. Biasanya terdapat perubahan perilaku, seperti menarik diri dari masyarakat, menolah berbaur dengan orang yang keyakinannya berbeda, menolak acara-acara budaya, anti pemerintah dan menganggap pemerintah sebagai musuh, dan perilaku lain termasuk melakukan ujaran kebencian terhadap pihak lain karena perbedaan ideologi.
“Keluarga menjadi kunci dari pencegahan aksi teror lone wolf. Kepedulian antar anggota keluarga sangat penting terutama untuk mencegah dan mengetahui adanya paparan paham radikal. Pembekalan pengetahuan bagi masyarakat tentang mengetahui ciri-ciri sesorang yang terpapar paham radikal sangat penting untuk dilakukan. Dengan pengetahuan ini maka diharapkan fungsi pencegahan dapat secara masif dilakukan oleh masyarakat melalui masing-masing keluarga,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemerintah tidak mungkin sendirian dalam mencegah dan menangani terorisme karena berbagai keterbatasannya. Kekuatan besar yang tersedia adalah masyarakat. Untuk itu kunci utama dalam pencegahan terorisme adalah dengan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat,” lanjut Stanislaus.
Halaman : 1 2