Menurut Halili, COVID-19 berdampak ke seluruh sektor kehidupan, termasuk beragama dan berkeyakinan. Pandemi makin mendiskriminasi kelompok rentan, minoritas, perempuan dan anak.
Kemudian berbagai kegiatan keagamaan juga terpaksa dibatasi dan dibatalkan akibat PSBB. Perpecahan masyarakat juga tak terelakkan akibat adanya keresahan spiritual, politisasi dan informasi bohong yang beredar luas.
Setara mendesak agar pemerintah daerah dan pusat menguatkan program kemasyarakatan yang memfokuskan interaksi antar-agama dan lingkungan sosial.
Pemerintah juga diharapkan mengintensifkan program solidaritas antar-umat beragama demi mencegah perpecahan di masyarakat, menangani hoaks dan menangani politisasi COVID-19 yang berbasis doktrin agama.
Halaman : 1 2