Keberadaan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan di berbagai sektor kehidupan. Salah satunya ialah ekonomi kreatif penduduk lokal.

Saat ini banyak bermunculan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Labuan Bajo. Mereka menawarkan berbagai produk-produk kreatif lokal. Diantaranya kerajinan dan tenun lokal, kuliner, kopi dan sebagainya.

Menurut Beny, salah seorang pelaku usaha kopi di Labuan Bajo, status pariwisata premium merupakan peluang yang sangat besar, lantaran produk-produk lokal dilirik para wisatawan.

Hal itulah yang kemudian meyakinkannya untuk merintis usaha pengolahan kopi bubuk murni khas Manggarai Flores, De Morin Cofee sejak November 2019 lalu.

Selain itu, Manggarai merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbaik, namun saat ini masih banyak dijual di pasar-pasar tradisional belum banyak yang dipasarkan di mini market, kafe-kafe, hotel atau di luar daerah berupa kemasan.

“Untuk itulah De Morin Cofee mencoba mengolah kopi asli Manggarai secara tradisional, seperti yang diwariskan turun temurun menggunakan periuk tanah liat sehingga menghasilkan cita rasa kopi yang otentik, kemudian dikemas secara menarik untuk dipasarkan secara luas,” kata Beny belum lama ini.

Menurutnya, De Morin Cofee ingin memberi warna berbeda. Tak lainAgar kopi dari Manggarai semakin dikenal oleh banyak orang dan dipasarkan lebih luas.

“Makanya, baru-baru ini juga kita mencoba me-rebranding semuanya. Mulai dari desain logo dan kemasan yang dibantu oleh tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sehingga menjadi lebih menarik. Sebelumnya untuk desain kemasan, kita bekerja sama dengan pihak ketiga. Saya hanya menyiapkan konsep,” jelas Beny.