Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto meminta pemerintah mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia pascaserangan Iran ke Israel. Dia menilai cepat atau lambat konflik Iran-Israel akan berdampak pada semakin naiknya harga minyak mentah dunia.

Hal itu juga menilik melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah menembus angka Rp16 ribu per dolar.

“Mengamati pergerakan harga minyak dunia yang terus menanjak tajam sejak awal tahun 2024, apalagi pasca konflik Iran-Israel, pemerintah perlu segera memikirkan langkah-langkah antisipatif,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya dikutip Tajukflores.com, Senin (15/4).

Baca Juga:  Polisi Tetapkan Ketua RT dan 3 Warga Lainnya sebagai Tersangka Kasus Penyerangan Mahasiswa Katolik di Tangsel

Mulyanto menyebut kondisi ini seperti triple shock lantaran terjadi di tengah kebutuhan migas dalam negeri yang naik di saat momentum bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

“Serta naiknya dolar AS terhadap Rupiah yang menembus angka Rp 16.000 per dolar,” kata Mulyanto.

Mulyanto mengatakan sebagai negara net importer migas, kenaikan harga migas dunia akan berdampak negatif bagi APBN, apalagi ketika kenaikan tersebut berbarengan dengan naiknya permintaan di dalam negeri serta melonjaknya kurs dolar terhadap rupiah.

Baca Juga:  Kapal Kayu Tenggelam di Pulau Kera Kupang, 36 Penumpang Selamat

“Beda saat dulu ketika zaman jaya Indonesia sebagai negara pengekspor migas, dimana kenaikan harga migas dunia adalah berkah buat APBN kita,” tutur Mulyanto.

Mulyanto meminta langkah antisipatif pemerintah tersebut tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil seperti kenaikan harga BBM atau gas LPG bersubsidi.

“Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan neningkatkan inflasi,” tutup Mulyanto.