Menurut Darryl, peristiwa itu terjadi Januari lalu. Lantaran merasa kaget, dia kemudian mencari tahu tentang Zul Amri dan menemukan datanya.
Akibat peretasan itu, Darryl mengatakan dirinya dikirimkan orderan Gojek fiktif, orderan dildo dari marketplace yang tak pernah dipesannya, hingga SMS notifikasi yang mengatakan dirinya telah mengajukan pinjaman online ke Bank Kalsel.
“Tapi saya tidak pernah melakukan semua itu. Logikanya saja, kalau benar saya melakukan itu, kenapa data saya digunakan untuk hal-hal negatif yang merugikan saya semacam itu. Lagi pula untuk apa saya retas diri sendiri. Itu hanya trik dia untuk membuat seolah-olah itu permintaan saya sendiri dan dia bisa bebas dari jerat hukum,” kata Darryl.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perihal penggunaan data untuk order fiktif dan pinjaman online itu, dalam komunikasi sebelumnya lewat Facebook yang diunggah di Facebook-nya Darryl, Zul Amri menyiratkan dirinya memang melakukan hal itu.
“Gak kebalik bro, yang ngumpet siapa? Yang kirim email ke bini siapa? Eh, lu ama gw beda urusan, mending utang pinjol lo urus, apa perlu diorderin gofood tiap malem lagi? Atau dildo di marketplace?…” tulis Zul Amri.
Darryl lantas membalas komentar Zul Amri itu dengan mengatakan,”Baguslah ngaku ngelakuin itu semua, terbukti hacker gak ada etika, mau pinjol sampe ratusan juta, M sekalipun gak bakal gw urus, bukan pinjol gw. Yang lu lakjuin dah tindak pindana, pantas buat dibawa ke polisi…”
Tanggapan Telkomsel
Telkomsel sendiri dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke redaksi media mengatakan menjamin keamanan data pelanggan di sistem mereka.
Menurut Denny Abidin, VP Corporate Communication Telkomsel, sistem keamanan mereka pun berfungsi normal dan tak terdeteksi adanya peretasan.
“Telkomsel secara konsisten telah menerapkan sistem pengamanan, termasuk operasional sistem perlidungan dan keamanan data pelanggan dengan prosedur standard operasional tersertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di industri telekomunikasi di Indonesia,” kata Denny.
Telkomsel mengajak penggunanya untuk menjaga kerahasiaan data pribadinya, untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang tak diinginkan.
“Telkomsel senantiasa menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kerahasiaan data pribadi, termasuk informasi password, PIN ataupun OTP yang digunakan sebagai verifikasi akses layanan digital,” tambah Denny.
Namun, Denny juga tidak menjelaskan bagaimana bisa data SMS pengguna Telkomsel bisa berada di tangan pihak ketiga dan digunakan untuk meneror korban.
Halaman : 1 2