Israel mengumumkan “keadaan perang” pada hari Sabtu, sebagai respons terhadap serangan yang sedang berlangsung oleh Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata dari kelompok perlawanan Palestina Hamas. Konflik ini telah mengakibatkan lebih dari 200 warga sipil tewas dan setidaknya 1.000 orang terluka di wilayah tersebut.
Serangan yang tidak terduga ini merupakan bagian dari apa yang Hamas sebut sebagai “Operasi Banjir Al-Aqsa,” yang mencakup peluncuran sekitar 5.000 roket dan infiltrasi ke kota-kota selatan Israel.
Konflik memburuk dengan cepat, mencakup pertempuran sengit dan situasi penyanderaan ketika serangan Hamas merambah ke sekitar 22 lokasi yang berjarak hingga 15 mil dari perbatasan Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai pembalasan, Israel melancarkan serangan udara intensif di daerah kantong pesisir Gaza dalam `Operasi Pedang Besi`, yang menyebabkan jumlah korban tewas warga Palestina menjadi sedikitnya 232 orang, kata para pejabat, mengutip Reuters.
Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengurangi tempat persembunyian kelompok tersebut di Gaza menjadi “puing”.
Ketika pertempuran berlanjut di beberapa kota yang disusupi, militer Israel dalam pengarahan larut malam mengatakan bahwa jumlah personel sipil dan militer yang disandera oleh Hamas akan menentukan masa depan perang.
Musuh bebuyutan ini telah berperang empat kali sejak kelompok militan Islam yang menentang Israel menguasai Gaza pada tahun 2007. Israel terus mempertahankan blokade atas Gaza sejak saat itu.
Rumah Sakit Indonesia Jadi Sasaran
Rumah Sakit Indonesia di Beilt Lahiya di Jalur Gaza, Palestina menjadi sasaran serangan udara militer Israel pada Sabtu, menurut laporan kantor berita Palestina WAFA.
Seorang petugas medis tewas dalam serangan Israel terhadap rumah sakit yang berada di Jalur Gaza utara itu.
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, yang telah beroperasi sejak Desember 2015, dibangun dengan dana yang berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia.
Halaman : 1 2 Selanjutnya