Dalam rangka persiapan konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN Summit 2023 mendatang, Labuan Bajo, Manggarai Barat sebagai lokasi pertemuan tersebut akan terus dibenahi. Mulai dari jalan hingga infrastruktur lainnya yang dapat mendukung pelaksanaan pertemuan KTT G-20 itu.
Jalan di dalam kota sepanjang 64 kilometer saat ini sedang diperbaiki serta pembangunan gorong-gorong yang semuanya ditargetkan harus selesai pada akhir tahun 2020 karena memang harus dikerjakan secara cepat.
Total ada sembilan paket jalan yang harus dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal ini yang mengerjakan adalah Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) NTT .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Flores Shana Fatinah mengatakan, bahwa tak hanya jalan yang sedang dikerjakan, pembangunan kawasan puncak Waringin yang sudah dibangun juga saat ini sudah masuk dalam tahap II. Dimana tahap satun sudah selesai 100 persen sementara tahap duanya sudah mencapai 40 persen.
Puncak Waringin yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kota Labuan Bajo, merupakan lokasi wisata yang berada di ketinggian. Puncak Waringin bagi warga Labuan Bajo merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan panorama ketika matahari mulai tenggelam (sunset) dengan pemandangan lanskap budaya berupa Pelabuhan Labuan Bajo beserta aktivitas manusia di sekitarnya, laut, serta gugusan pulau.
Top Mini Puncak Waringin memiliki arti puncak (dengan tanaman) pohon beringin. Lahan Puncak Waringin merupakan lahan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.
“Lahan tersebut kini dibangun dengan beragam fasilitas bangunan berarsitektur unik untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan ekonomi kreatif,” ujar Shana.
Menurut Shana, pembangunan kawasan Puncak Waringin bertujuan untuk mendukung Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional selain itu juga sebagai persiapan untuk KTT G-20 nanti.
Selain pembangunan di kawasan Kota, pembangunan juga dilakukan oleh Kementerian PUPR di fasilitas wisata lainnya seperti Goa Batu Cermin.
Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
Untuk meningkatkan daya tarik dan kenyamanan wisatawan, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi NTT, Ditjen Cipta Karya melakukan penataan Goa Batu Cermin melalui pembangunan sejumlah fasilitas seperti ampiteater (amphitheater) dan rumah budaya untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal dengan harapan mampu mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Kegiatan fisik penataan Goa Batu Cermin telah mulai dikerjakan sejak kontrak kerja 16 Maret dan selesai pada 13 Desember 2020 dengan progres hingga 29 Juni 2020 mencapai 11,78 persen. Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor PT. Karya Shinta Manarito dengan anggaran APBN TA 2020 sebesar Rp27,5 miliar.
Kawasan Goa Batu Cermin diharapkan menjadi daya tarik wisatawan di Nusa Tenggara Timur selain Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Destinasi wisata ini dapat diakses melalui jalur darat dari Bandara Komodo dengan jarak 3,7 km atau hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Harus Berkelanjutan.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Rudy Soeprihadi Prawiradinata Kementerian PPN/Bappenas RI, Rudy Soeprihadi mengatakan, pembangunan infrastruktur penunjang dalam rangka pertemuan KTT G-20 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, harus berkelanjutan.
“Artinya bahwa pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan dan lain-lain itu harus terus berkelanjutan dan tidak hanya digunakan saat KTT saja lalu terhenti, tetapi harus berkelanjutan dalam rangka mendukung pariwisata di pulau Flores khususnya di Manggarai Barat ini,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Rudy Soeprihadi Prawiradinata di Labuan Bajo, Manggarai Barat pada pekan lalu.
Ia mengatakan, bahwa pemerintah memang mempunyai tujuan besar dalam pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo dalam rangka menyambut KTT G-20 pada 2023.
Untuk menyambut KTT G20 itu, kata dia, tidak hanya mengandalkan kawasan wisata di perkotaan saja, namun pemerintah pusat juga hingga saat ini pemerintah terus mencari spot-spot kawasan wisata lain di sekitar Manggarai Barat untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan, karena memang untuk mendukung pariwisata di Labuan Bajo tidak hanya mengandalkan satu kawasan wisata saja, tetapi juga butuh lebih banyak lagi.
Pembangunan di lokasi kegiatan KTT G-20 tidak mungkin hanya mengandalkan anggaran dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tetapi butuh bantuan dari pihak swasta untuk membangun.
Halaman : 1 2 Selanjutnya