Menurut Fahmy, maraknya tindakan kekerasan, pemerkosaan, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, dan remaja geng motor menunjukkan adanya krisis moral yang terjadi pada pelajar Indonesia.
Atas dasar itu, Fahmy pun berharap agar pemerintah dapat mengejawantahkan jargon revolusi mental sekaligus program profil pelajar Pancasila secara lebih konkret dalam kurun waktu jabatan yang tersisa.
“Pemerintahan Presiden Jokowi akan segera berakhir. Masih ada waktu untuk membuat gebrakan revolusi mental di kalangan pejabat dan aparat. Masih ada waktu untuk mengefektifkan pencapaian profil pelajar Pancasila kepada pelajar-pelajar kita. Kita berharap, Pemerintah mampu meninggalkan legacy yang baik, khususnya dalam hal perbaikan mental dan moral bagi bangsa kita ke depan,” tandasnya.
Halaman : 1 2