Saatnya Masyarakat Flores Berdaya Cegah Radikalisme di NTT

Sabtu, 8 Februari 2020 - 15:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perilaku intoleran dan radikal di wilayah Sikka ini jangan dianggap remeh. Cepat atau lambat, Sikka bisa menjadi basis gerakan radikalisme, selain di Kota Kupang.

Ada beberapa fakta yang patut dicurigai sebagai agenda terselubung dari gerakan ini. Pertama, aksi jual beli bahan peledak untuk bom ikan di kalangan para Nelayan di NTT terutama di Sikka yang kian marak. Kedua, perilaku intoleran dan radikal oleh sekelompok warga Muslim di Masjid Baitul Sadik, Nangahale, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka. Mereka menolak hukum negara karena hanya mau tunduk kepada perintah Allah sesuai hukum syariah.

Mantan Kepala BNPT, Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai, sat menjadi ahli di persidangan gugatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta tanggal 1 Maret 2018, mengatakan bahwa ada bibit radikalisme pada tubuh simpatisan HTI dalam memperjuangkan ideologinya.

Menurut dia, simpatisan HTI selalu berlindung di balik dalih mengatasnamakan syariah Islam menurut kebenaran yang mereka yakini saja. Pandangan Ansyaad Mbai ini koheren dengan sikap sekelompok warga Muslim di Nagahale, Sikka.

Pembangkangan sekelompok warga Muslim di Masjid Baitul Sadik, Nangahale atas nama hukumnya sendiri, pertanda bibit-bibit Radikalisme sudah tumbuh dan saatnya sikap radikal memaksakan kehendak dipertontonkan secara terbuka, menolak hukum negara dan kekuasaan aparatur negara dan hanya mau tunduk kepada hukum syariah.

Mereka ingin berbeda sendiri dari mayoritas warga muslim Sikka lainnya. Ini adalah pola gerakan HTI atau simpatisan HTI  yang wajib diwaspadai.

 

Warga Diberdayakan untuk Kontra Radikalisasi

Sebagai warga masyarakat yang heterogen dan toleran di tengah ancaman intoleransi dan radikalisme, maka seluruh warga Flores harus diberdayakan untuk mampu melakukan gerakan kontra radikalisasi. Baik itu melalui kontra narasi, kontra propaganda dan kontra ideologi. Warga juga diberdayakan untuk secara konsisten mempertahankan 4 pilar negara yaitu NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika, yang selalu dicoba untuk diganti dengan ideologi khilafah. 

Baca Juga:  Dr. Deno Kamelus dan Efek Hawthorne

Menguatnya radikalisme di Flores saat ini, karena lemahnya kepemimpinan yang hanya membangun citra diri seolah-olah telah menjadi pemimpin yang memberikan pelayanan terhadap seluruh kepentingan warganya. Padahal sesungguhnya mereka hanya memburu rente demi meraih kekuasaan politik, mengorbankan kepentingan umum yang lebih besar, membiarkan bibit-bibit intoleransi dan radikalisme bersemai demi mendulang suara.

Kepemimpinan lokal hasil Pilkada sangat rapuh dan lemah. Karena itu harus ditopang dengan kebijakan pimpinan TNI dan Polri dalam menempatkan aparatur terbaiknya di daerah, secara selektif dan sangat hati-hati, demi menjaga kehormatan dan wibawa negara serta hak-hak warga bangsa yang majemuk agar tidak terpapar intoleransi dan radikalisme, yang saat ini mulai muncul dan mengancam kehidupan warga masyarakat di daerah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

Berita Terkait

Digdaya PT Flobamor Kendalikan Pariwisata Taman Nasional Komodo: Tarif Naik, Kualitas Pelayanan Buruk!
Kurikulum Merdeka, Nasib Guru Bahasa Jerman di Ujung Tanduk
Menguak Aliran Dana Philip Morris, Pemegang Saham PT HM Sampoerna Tbk ke Israel
Menakar Kans Koalisi Pengusung Anies Baswedan Bubar Kala Demokrat-PDIP Tampil Mesra
Kontroversi dalam Karier Sutradara Film Porno Kelas Bintang, Dari Sinetron ke Film Dewasa
Romo AS: Kasus Pastor Bunuh Diri dan Dugaan Salah Urus Gereja
Ridwan Kamil, Misi Partai Golkar Rebut Jawa Barat dari Gerindra dan PDIP
Menjadi Konten Kreator Tiktok, Rela Alih Profesi demi Fulus
Berita ini 24 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 30 April 2024 - 13:18 WIB

Jakarta Ganti Status, Ini Akibatnya Bagi 8 Juta Warga

Selasa, 30 April 2024 - 12:03 WIB

Keuskupan Ruteng Copot Romo Agustinus Iwanti dari Jabatan Pastor Paroki Kisol, Ada Tindakan Hukum Lebih Lanjut?

Selasa, 30 April 2024 - 10:48 WIB

Keuskupan Ruteng Tindak Serius Kasus Dugaan Perbuatan Tercela Romo Agustinus Iwanti

Selasa, 30 April 2024 - 09:10 WIB

Tari Rangkuk Alu Manggarai Raih Perhatian Dunia Lewat Google Doodle

Senin, 29 April 2024 - 20:45 WIB

Bantah Pernyataan Kemenkes soal Alasan Pemecatan Ratusan Nakes non-ASN, Kadinkes Manggarai: Saya Tidak Menyampaikan Alasan Pemecatan

Senin, 29 April 2024 - 19:04 WIB

Ada Perbedaan Alasan Pemberhentian Ratusan Nakes Non-ASN yang Disampaikan Kadinkes ke Kemenkes dengan Bupati Hery Nabit

Senin, 29 April 2024 - 17:27 WIB

Kemenkes Sudah Dapat Penjelasan soal Alasan Pemberhentian Ratusan Nakes Non-ASN di Kabupaten Manggarai

Senin, 29 April 2024 - 15:28 WIB

Isi Percakapan WhatsApp Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi, Ngambek Dijawab Singkat saat Minta Makan Malam di Rumah

Berita Terbaru

Ilustrasi

Daerah

Jakarta Ganti Status, Ini Akibatnya Bagi 8 Juta Warga

Selasa, 30 Apr 2024 - 13:18 WIB